Siap Bangun Masjid dan Pasar di Kutim, Bupati Sampaikan Kendalanya
Kutim — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) di bawah kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman telah menyatakan kesiapannya untuk membangun masjid dan pasar di Sangatta Selatan.
Namun, proyek ini masih menghadapi beberapa kendala, terutama terkait dengan persetujuan lahan dari warga setempat.
“Ya jadi memang sudah kita siapkan sebenarnya, khususnya yang terjadi di Sangatta Selatan ya. Makanya kita akan membangun pasar dan masjid. Namun sepertinya dari warga masih ada yang belum sepakat tentang lahan,” ungkap Bupati di hadapan para pewarta, Rabu (20/3).
Meski pemerintah tengah menawarkan pertukaran lahan, Bupati menyebut beberapa warga masih ingin mempertahankan lokasi pasar yang sudah ada.
Namun, Bupati mengingatkan, pasar yang berdekatan dengan sungai akan menghadapi tantangan lebih besar. Olehnya penting bagi pemerintah dan warga setempat untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
“Awalnya rencana kita tukar, tapi sepertinya mereka ingin tetap seperti biasa atau di tempat yang ada. Nah di tempat yang ada ini kan itu dekat sekali dengan sempadan sungai,” ucap Bupati usai hadiri rapat paripurna DPRD Kutim.
“Kita ketahui bersama kalau pasar berdekatan dengan sungai akan lebih sulit. Tapi nanti lah. Makanya untuk tahun ini pasar Sangatta Selatan itu masih belum kita tindak lanjuti,” tambahnya.
Lebih jauh, sosok nomor 1 di Kutim itu mengaku, penataan pasar di Sangatta Utara juga menjadi perhatian pemerintah. Beberapa bulan lalu pemerintah telah mulai menertibkan pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
Meski ada beberapa pedagang yang belum patuh, Bupati menyebut langkah ini merupakan langkah awal yang penting dalam menciptakan ketertiban dan keamanan di sekitar pasar.
“Nah, laporan beberapa bulan yang lalu terkait dengan pasar Sangatta Utara, terkait dengan yang berjualan di pinggir jalan, itu alhamdulillah sudah mulai ditertibkan, meskipun kelihatannya masih ada juga yang (tak tertib), tapi tetap harus tetap ditertibkan,” pinta Bupati.
Politisi PKS itu lalu menerangkan bahwa umumnya masyarakat Indonesia punya kecenderungan untuk membeli barang berdasarkan kesan pertama. Meski awalnya tidak berniat berbelanja, begitu melihat barang menarik, masyarakat akan membelinya.
Hal itu, kata Bupati, menunjukkan bahwa penataan pasar yang baik dan menarik dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berbelanja. Olehnya penting bagi pemerintah untuk melanjutkan upaya penataan pasar yang sudah dimulai.
“Nah, ini masyarakat Indonesia kan, coba lihat (mereka) tidak ingin pasar, tapi begitu lihat di pinggir jalan ada yang bagus, kan dibeli gitu. Nah itu salah satu contoh orang Indonesia, karena iklan TV mengatakan pandangan pertama itu mengesankan, lalu dia beli,” paparnya dengan nada bercanda.
“(Mereka) tidak ada niat belanja, tapi begitu melihat bagus, maka dia beli. Ini kan tipe masyarakat kita. Namun saya setuju bahwa penataan pasar harus kita tindak lanjuti,” tambahnya.
Selanjutnya, Bupati menerangkan pembangunan masjid di Sangatta Selatan juga merupakan proyek yang penting. Meskipun pembangunan pasar harus ditunda, pembangunan masjid tetap berlanjut.
“Ya tetap ini masih akan kita lanjutkan pembangunannya. Tapi tahun ini yang berlanjut adalah masjid,” katanya.
Meski ada warga mengkhawatirkan pembangunan pasar akan menghilangkan masjid, pemerintah daerah telah mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan mengaku bakal memastikan kedua proyek itu dapat berjalan secara bersamaan.
“Nah kalau masyarakat mengatakan kalau dua-duanya berbarengan dibangun maka masjidnya hilang. Nah pertimbangan masyarakat ini, yang oleh pemerintah daerah pertimbangan itu menjadi bagian untuk kita pertimbangkan matang,” jelasnya.
Diketahui pembangunan masjid tersebut merupakan proyek multiyears di Kabupaten Kutim. (*)