banner Iklan
banner Iklan

Kutim Alami Gelombang Aksi 3 Hari Berturut, Siang Tadi Berhasil Tembus DPRD

Sar
Unjuk rasa di Gedung DPRD Kutim (foto: sar/gayamnews)

Kutim,Gayamnews.com – Kutai Timur (Kutim) mengalami gelombang aksi terhitung sejak 3 hari belakangan. Teranyar, Aliansi Civil Guard Civil (CGC) Kutim melayangkan puluhan tuntutan. 

Berbeda dengan 2 gerakan sebelumnya, yakni Aliansi Kutim Melawan dan Gerakan Solidaritas Kutai Timur, CGC berhasil menyampaikan tuntutannya kehadapan legislator Kutim, Selasa 2 September 2025.

Beberapa isu yang diangkat antara lain infrastruktur jalan yang rusak di sejumlah kecamatan seperti Busang dan Long Mesangat, masuknya kendaraan perusahaan besar ke dalam kota yang menyebabkan kemacetan dan bahkan menimbulkan korban jiwa, dan parkir liar yang meresahkan masyarakat.

Kemudian, kendaraan besar yang melintas tidak sesuai aturan atau jam operasi, kegiatan dinas yang dianggap terlalu seremonial dan minim dampak nyata, maraknya kasus pelecehan seksual yang membutuhkan perhatian serius, proyek pembangunan yang mangkrak, dan masalah pencemaran lingkungan

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kutim, Jimmi, didampingi Wakil Ketua II DPRD bersama beberapa anggota lainnya, mengapresiasi keberanian massa menyampaikan aspirasi. Ia mengaku memahami semangat perjuangan mahasiswa karena dirinya juga pernah berada di posisi yang sama tahun 1998 silam.

“Saya ucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang disampaikan. Semua aspirasi akan kami tampung dan pelajari. Ini adalah bentuk partisipasi yang sangat membangun,” ujar Jimmi.

Ia juga mengatakan, adapun isu lokal yang disampaikan dalam tuntutan akan mereka tindak lanjut melalaui jalur partai untuk disampaikan ke Dewan Pimpinan Partai. 

“Kita pastikan melalui partai bisa sampai ke pusat,” ucapnya.

Diketahui, dalam waktu dekat akan kembali ada unjuk rasa oleh Aliansi Kutim Melawan, ditanyai apakah pihaknya dapat mereka sebagaimana yang terjadi hari ini. Jimmi mengaku siap. 

“Mereka menyampaikan pendapat dilindungi Undang-undang, tentu mengapa tidak. Tapi satu selama cara penyampaian itu tidak anarkis,” tandasnya. 

Avatar
Redaksi
Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *