banner Iklan

Seminggu Jelang Ramadhan, Perundingan Jeda Perang di Gaza Masih Menemui Kebuntuan

Agu
Jelang Ramadhan perundingan belum selesai (dok/AFP)

Palestina — Israel dan kelompok Hamas disebut semakin dekat dengan kesepakatan untuk gencatan senjata selama enam pekan di Jalur Gaza, Palestina.

Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan Israel telah menyepakati usulan gencatan senjata yang telah dirundingkan dalam beberapa waktu terakhir.

Perjanjian tersebut mempertimbangkan penghentian pertempuran selama enam minggu dan bisa segera diterapkan jika Hamas setuju membebaskan sandera paling rentan yang masih mereka tahan di Gaza.

“Israel kurang lebih sudah menerimanya (usulan perundingan gencatan senjata),” kata pejabat AS yang mengetahui soal perundingan tersebut

Menurut pejabat itu, saat ini “bola panas” ada di tangan Hamas. Dia pun berharap gencatan senjata bisa dimulai pada 10 Maret mendatang.

Upaya gencatan senjata ini semakin digencarkan, menjelang ibadah puasa yang akan dilaksanakan umat Islam pada bulan suci Ramadan pekan depan.

Sejauh ini, masih ada 130 sandera yang ditahan Hamas sejak serangan 7 Oktober lalu. Sebanyak 31 orang di antaranya diperkirakan tewas buntut pertempuran di Gaza saat operasi pembebasan.

Israel boikot negosiasi

Di sisi lain, Hamas menegaskan bakal melakukan gencatan senjata dalam 24 jam sampai 48 jam ke depan apabila Israel memenuhi syarat yang diajukan.

“Jika Israel setuju dengan tuntutan-tuntutan Hamas, termasuk repatriasi warga Palestina ke utara Gaza dan peningkatan bantuan kemanusiaan, itu akan membantu memudahkan jalan menuju gencatan senjata dalam 24 jam sampai 48 jam ke depan,” ucap pejabat itu kepada AFP, Minggu (3/3).

Pada Minggu, delegasi Hamas sudah tiba di Kairo, Mesir, untuk melakukan pembicaraan. Namun, belum ada kesepakatan apapun yang disetujui seiring dengan Israel yang tak mengirim delegasi ke Kairo.

Israel memboikot pembicaraan setelah Hamas menolak memberikan daftar para sandera yang masih hidup, demikian menurut seorang pejabat Israel.

Pada Kamis (29/2), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku meminta daftar nama para sandera yang masih hidup untuk dibebaskan dalam kesepakatan ini.

Dilansir dari The New York Times, dua orang pejabat Israel juga menyebut keputusan Israel memboikot pembicaraan lantaran Hamas menolak menyetujui syarat pertukaran sandera yang diajukan Amerika Serikat di Paris, 10 hari lalu

AS mengajukan pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan di Israel sebagai imbalan atas pelepasan 40 sandera dari Gaza. Namun, jumlah warga Palestina yang dibebaskan berbeda-beda untuk kategori sandera Hamas yang berbeda-beda pula.

Tindakan Hamas menolak memberikan daftar nama ini sendiri terjadi di tengah serangan brutal militer Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza pada Kamis (29/2) lalu. Israel menyerang warga Gaza yang tengah mengantre bantuan kemanusiaan hingga menewaskan lebih dari 100 orang.

Presiden AS Joe Biden mengatakan serangan Israel terhadap warga Gaza ini akan mempersulit negosiasi gencatan senjata yang tengah berlangsung. Kendati demikian, Biden percaya bahwa gencatan senjata akan segera dilakukan.

“Mungkin tidak hari Senin, tapi saya sangat mengharapkannya,” kata Biden.

Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *