banner Iklan

Panen Raya Udang, Petambak Ramah Lingkungan Program MESTI

Mit
Panen Raya Udang, Petambak Ramah Lingkungan Program MESTI (dok.mit/gayamnews)

Berau, Gayamnews.com — Kegiatan Panen Raya Udang dari Petambak ramah lingkungan program MESTI kampung Pegat Betumbuk, Pulau Derawan Berau dilaksanakan pada (21/8/2024).

Pada kesempatan ini kegiatan dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Perikanan dan Staf Ahli Bupati Berau, Jaka Siswanta yang mewakili Bupati Berau, Sri Juniarsih beserta perwakilan organisasi daerah lainnya, serta perwakilan dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Pact, dan Chevron.

Program MESTI di Pegat Batumbuk merupakan model kedua, karena yang model pertama dilakukan di Tabalar Muara, Berau. Kegiatan ini juga merupakan solusi karena kurangnya mangrove, dengan memanfaatkan mangrove menjadi budidaya perairan.

Model baru budi daya perairan berkelanjutan ini bertujuan menghasilkan produktivitas
yang sama di lahan tambak seluas 2 hektar, seperti yang dihasilkan di lahan tambak seluas
10 hektar tambak udang yang luas.

Salah satu pengelola tambak, Abdurahman melakukan awal bergabung dengan Program MESTI hasil panen yang didapatkan hanya sekitar 3,5 kilogram.

Secara bertahap, hasil panen meningkat menjadi 9 kilogram, kemudian 35 kilogram dan terakhir pada masa panen raya ini mencapai 50 kilogram. “Siklus panen juga menjadi lebih cepat. Dulu 3 atau 4 bulan sekali panen, sekarang bisa 2 bulan sekali panen.

“Semenjak ada program ini maka kami merasa panen dengan lebih cepat,” ucapnya.

“Dulu 3 atau 4 bulan sekali panen, sekarang bisa 2 bulan sekali panen. Selain itu, kami juga mendapat panen lain yaitu bandeng dan kepiting yang jumlahnya juga terus meningkat,”jelasnya.

Jaka Siswanta yang mewakili Bupati Berau Sri menyatakan bahwa Kabupaten Berau memiliki ekosistem mangrove terbesar di Kalimantan Timur, mencakup area seluas lebih dari 88.000 hektar.

“Namun, banyak kawasan mangrove di wilayah kami yang beralihfungsi salah satunya
menjadi tambak udang. Karena praktik tambak udang yang sebelumnya menurunkan
kualitas air, akibatnya hasil panen ikut turun, ” tutupnya.

“Hal itu menyebabkan petambak udang membuka lahan lebih luas lagi,” tutup Jaka. (mit)

Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *