banner Iklan
banner Iklan

Mengajak Publik Merawat Ingatan Tentang Kota, Eskapade Utopia Hadir Sebagai Ruang Nostalgia

Proyek seni Eskapade Utopia (dok.gayamnews)

Berau, Gayamnews.com – Tak henti melahirkan karya inspiratif bagi daerah, Eskapade Utopia yang digagas oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan komunitas seni, Tepian Kolektif, Ruang Perupa, dan Kosa Gerak, kembali mengajak publik untuk merestart ulang ingatan tentang wilayah Kota Tanjung Redeb.

Kali ini kelompok tersebut, mecoba menelusurui keotentikan wilayah kota melalui ingata-ingatan warga setempat, untuk melahirkan sebuh karya yang dapat direnungkan, sebagai pengingat bahwa mengikuti perkembangan jaman tidak serta-merta menghilangkan akar budaya keberauan.

“Alih-alih meciptakan karya di dalam ruang tertutup, kami justru mengajak warga dan penonton belajar bersama-sama menelusrui jejak-jejak kota yang sedang beruabah, dan menghidupkan kembali lewat tubuh, gambar, dan arsip hidup,” uangkap Eka Wahyuni seniman inisiator dalam keterangannya, pada (05/07/2025).

Eskapade Utopia sendiri merupakan proyek seni yang bertujuan mejelajahi kota melalui imajinasi warga, khususnya di Tanjung Redeb, dimana metode yang digunakan mengunakan riset, lokakarya serta pertunjukan berbasis ziarah artistik.

“Eskapade Utopia bukan hanya sekedar proyek seni tetapi juga ruang dialog dan refleksi kolektif mengenai masa depan ruang hidup di Berau,” tulis Linda Mayasari produser Kegiatan.

Milono Dengan Ceritanya

Kawasan masyarakat di jalan milono, menjadi titik awal bagi mereka untuk mencoba menyelami pikiran-pikiran masa lampau dan merajut pikiran masa depan, dimulai dari pengamatan budaya masyarakat, peristiwa-peristiwa memilukan, hingga aktivitas ekonomi warga setempat, dielaborasikan menjadi satu dalam ruang artistik.

“Jalan milono sebagai ruang kerja artistik yang meyatukan praktik spiritual, narasi minor, konsumsi sehari-hari, dan luka ekologis, guna menulis ulang kota buka melalui masterplan atau angka statistik, tetapi melalui ingatan, dan keberania warga bertahan,” jelasnya.

Tepian Segah dan Sejarah

Mereka mengamatai bahwa tepian segah adalah lokasi bersejarah di Tanjung Redeb, sebab bukan hanya menjadi ruang geografis namun ruang yang serat makna, hal itu ditandai pada ear Soekarno (Presiden RI 1) dahulu, memerintahkan warga teluk bayur untuk berpindah untuk menempati wilayah tersebut.

“Sejak dulu kawasan ini menjadi titik temu bagi berbagai komunitas, masyarakat suku banua, kelompok migran bugis, dan banjar, hingga kelompok keturunan Tionghoa yang masih mempertahankan rumah toko pinggir sungai,” jelasnya.

Jejak Penting Perubahan Kota

Perempatan KFC kota Tanjung Redeb menjadai titik akhir dari perjalanan proyek seni ini, mereka menyoroti Tugu Straat Bundar, yang menjadi tanda simbolik kota. Alasan dipilihnya tugus tersebut, dikarenakan dapat menjadi titik temu ingatan kolektif warga terhadap identitas kota.

“Penghilangan tugu tersebut, dilakukan tanpa adanya patisipasi publik atau proses peringatan menandai lebih dari sekedar pergeseran visual, ia bagian dari politik representasi dan penghapusan, dimana ingatan warga secara perlahan disisihkan,” Jelasnya.

Pro yek ini melihat perempatan sebagai situs lenyapnya memori, segaligus medan spekulatif untuk menyusun ulang narasi dari bawah,”pungkasnya. (*)

Redaksi
Redaksi
Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *