Hamas Tetap Lanjut Bahas Gencatan Senjata Gaza Meski Diboikot Israel
Palestina — Kelompok Hamas mengatakan akan terus melanjutkan pembahasan gencatan senjata Gaza, meski Israel tidak mengirim delegasinya dalam perundingan tersebut.
“Pembicaraan di Kairo berlanjut untuk hari kedua, terlepas apakah delegasi pendudukan [Israel] hadir di Mesir,” kata seorang pejabat Hamas, dilansir Reuters.
Perundingan gencatan senjata Gaza kini tengah dibahas di Kairo, Mesir, sejak Minggu (3/3). Ini menjadi “kesempatan terakhir” pembahasan gencatan senjata di Gaza, menjelang bulan Ramadan yang akan dimulai pekan depan.
Israel belum memberikan pernyataan resmi soal keputusannya tidak hadir di Kairo. Namun seorang sumber menyebut Israel memboikot perundingan itu lantaran Hamas menolak permintaan untuk memberikan nama semua sandera Israel di Gaza yang masih hidup.
Hamas mengklaim informasi soal nama-nama sandera itu hanya akan diberikan, setelah gencatan senjata disepakati.
Amerika Serikat sebagai sekutu terdekat Israel mengatakan kesepakatan gencatan senjata di Gaza hampir tercapai karena sudah disetujui oleh Israel. AS mengklaim kesepakatan ini tinggal menunggu persetujuan Hamas.
“Hamas mengklaim menginginkan gencatan senjata. Ya, sudah ada kesepakatan. Dan seperti yang telah kami katakan, Hamas perlu menyetujui kesepakatan itu,” kata Wakil Presiden AS, Kamala Harris.
Namun seorang pejabat Palestina yang mengetahui perundingan itu, membantah klaim AS bahwa Israel sudah setuju soal gencatan senjata.
Pejabat itu menduga, sikap AS itu hanya bertujuan untuk mengalihkan kesalahan dari Israel jika perundingan gagal disepakati.
“Perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas telah menunjukkan fleksibilitas. Namun pada saat yang sama, mereka bertekad membela rakyatnya dan mencapai kesepakatan yang dapat diterima rakyat Palestina,” kata pejabat itu.
Saat ini proposal yang sedang dibahas adalah gencatan senjata selama enam pekan atau 40 hari, di mana Hamas akan membebaskan sekitar 40 dari lebih dari 100 sandera Israel. Sebagai imbalan, Israel juga akan membebaskan 400 tahanan dari penjara-penjara di Israel.
Proposal juga mencakup penarikan pasukan Israel dari beberapa titik di Gaza, pengiriman lebih banyak bantuan ke Gaza, dan warga Palestina diizinkan kembali ke rumah-rumah mereka khususnya di Gaza utara.
Meski begitu kesepakatan ini tak menjawab secara langsung tuntutan Hamas, yakni mengakhiri perang secara permanen di Gaza.