KPU Kukar Berupaya Tingkatkan Partisipasi Pemilih dalam Pilkada 2024 melalui Pendekatan yang Lebih Personal dan Inovatif
Gayamnews.com – Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatatkan keberhasilan yang luar biasa dalam Pilkada 2024, dengan tingkat partisipasi pemilih yang melonjak signifikan dari 56,67% menjadi 76,96%.
Capaian ini dianggap sebagai prestasi besar dan memberikan kebanggaan tersendiri bagi seluruh jajaran KPU Kukar. Namun, meskipun angka ini tergolong tinggi, pihak KPU Kukar tidak merasa puas begitu saja dan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Pemilu 2029 yang akan datang.
Mochammad Amin, Komisioner KPU Kukar, menyatakan bahwa meski hasil Pemilu 2024 menunjukkan peningkatan, pihaknya tetap tidak boleh terlena. Salah satu fokus utama yang akan dimaksimalkan adalah peran aktif Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara lebih efisien dan menyeluruh.
“Kami ingin agar setiap wilayah di Kukar dapat terjangkau, dengan pendekatan yang lebih langsung oleh PPK, karena Kukar ini sangat luas,” ujar Amin dalam rapat evaluasi yang berlangsung pada Kamis (30/01/2025).
Peningkatan partisipasi pemilih hampir 20% pada Pilkada 2024, menurut Amin, tidak hanya karena upaya KPU semata, melainkan juga dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk bertambahnya jumlah kandidat yang ikut serta serta semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih. Dalam hal ini, KPU Kukar berupaya mengenali dan memahami karakteristik pemilih di setiap kecamatan, sehingga bisa lebih tepat sasaran dalam melaksanakan program sosialisasi.
Misalnya, di kecamatan tertentu, pemilih muda menjadi tantangan besar karena mereka seringkali lebih memilih bekerja daripada datang ke TPS. Sementara di kecamatan lainnya, kesulitan utama terletak pada pola pikir masyarakat yang lebih memilih bekerja di ladang atau kebun saat cuaca cerah. Oleh karena itu, KPU Kukar berencana melakukan pendekatan yang lebih spesifik dan terarah kepada segmen-segmen tertentu seperti pelajar SMA, komunitas pemuda, hingga masyarakat umum.
“Kami mencoba pendekatan yang lebih personal kepada pemilih muda, terutama yang masih di bangku sekolah. Jika mereka terbiasa datang ke TPS sejak pertama kali memilih, mereka akan lebih mudah melakukannya lagi di masa depan,” tambah Amin.
Ini adalah bagian dari upaya KPU untuk memastikan bahwa pemilih muda tidak merasa asing dengan proses pemilu dan merasa memiliki tanggung jawab terhadap hak pilih mereka.
Namun, bukan hanya pemilih muda yang menjadi perhatian KPU Kukar. Salah satu tantangan besar adalah meningkatnya kecenderungan anak muda untuk memilih bekerja setelah lulus SMA, alih-alih melanjutkan pendidikan atau menggunakan hak pilih mereka.
“Kami menyadari bahwa banyak pemilih muda yang lebih fokus pada aspek ekonomi. Mereka menganggap waktu untuk memilih lebih baik dipakai bekerja untuk mencari nafkah,” jelas Amin.
Tak hanya itu, faktor cuaca yang tidak menentu dan tradisi bekerja di ladang juga menjadi hambatan bagi sebagian masyarakat yang enggan meninggalkan pekerjaan mereka untuk datang ke TPS. Namun, KPU Kukar berharap, dengan adanya sosialisasi yang lebih mendalam dan penyuluhan yang lebih tepat, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya hak pilih mereka.
Selain itu, faktor demografi juga ikut berperan dalam peningkatan partisipasi. Jumlah pemilih muda yang semakin banyak menjadi salah satu indikator bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilu semakin tinggi. Meningkatnya jumlah gugatan dan protes terhadap hasil pemilu juga menunjukkan bahwa masyarakat sudah lebih paham dan peduli dengan hak-haknya dalam demokrasi.
“Kami merasa bahwa kini masyarakat lebih aktif dalam menyuarakan hak mereka. Dulu, orang takut atau enggan untuk mengajukan protes. Sekarang, mereka lebih berani dan memahami bahwa itu adalah bagian dari proses demokrasi yang sehat,” kata Amin.
Sebagai upaya lebih lanjut, KPU Kukar tidak hanya berharap pada keberhasilan sosialisasi dari pihak PPK, tetapi juga mengandalkan peran media dalam memberikan edukasi yang lebih luas kepada masyarakat.
“Peran media sangat penting dalam mengedukasi masyarakat tentang hak pilih mereka. Kami percaya, semakin banyak informasi yang mereka terima, semakin besar kesadaran mereka untuk ikut serta dalam pemilu,” ujar Amin.
Melihat tren positif ini, KPU Kukar berencana untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam setiap langkahnya, baik dalam meningkatkan partisipasi pemilih maupun dalam memperbaiki kualitas penyelenggaraan pemilu secara keseluruhan. Dengan adanya evaluasi yang terstruktur dan pendekatan yang semakin personal, KPU Kukar optimistis bahwa partisipasi pemilih di Pilkada 2024 dan Pemilu 2029 akan semakin meningkat, menjadikan demokrasi semakin kuat dan partisipatif.
