Menggagas Pertanian Berkelanjutan di Kukar, Husni Fahruddin Dorong Pemanfaatan Lahan Kritis
Samarinda, Gayamnews.com – Di tengah tantangan reklamasi lahan bekas tambang, Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Muhammad Husni Fahruddin, mengusulkan transformasi lahan kritis di Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi kawasan pertanian dalam skala besar.
“Kukar itu ya menjadi lahan pertanian yang memang Pak Gubernur sempat bicara sama saya, bicara dengan Menko Zul Kifli Hasan bahwa di seberang itu akan dibuat pertanian dalam skala yang luas,” ungkapnya saat ditemui, Senin (26/5/2025).
Penajam Paser Utara (PPU) juga menjadi daerah yang difokuskan karena skala lahannya yang luas. “Kenapa Penajam Paser Utara juga di Kaltim itu sangat diperhitungkan karena dia memiliki bentang luas daratan yang luas,” tambahnya.
Ayub-sapaan akrab Husni, juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pengusaha pertambangan untuk merehabilitasi lahan kritis.
“Itu sudah ada bicara banyak dengan teman-teman pengusaha pertambangan. Untuk mengembalikan lahan kritis itu menjadi lahan produktif lagi,” katanya.
Namun, ia mengakui bahwa reklamasi lubang tambang bukanlah hal yang mudah, terdapat tantangan sendiri yang tidak bisa selesai dalam waktu singkat.
“Ya juga terkait persoalan reklamasi juga banyak masalah. Sampai ada yang kemudian ditahan, ditangkap dan sebagainya,” ujarnya.
Untuk itu, DPRD Kaltim bersama Pemprov Kaltim mengadakan rapat kerja guna membahas temuan-temuan di masyarakat, salah satunya adalah pemanfaatan lahan kritis di Kukar.
“Jadi banyak kemudian temuan-temuan kita yang berkembang di masyarakat per hari ini. Kita bicarakan dengan Pak Gubernur, Pak Wakil Gubernur, ke Bu Sekprov, kepada asisten, kepada dinas yang terkait,” katanya.
Ia menekankan urgensi percepatan penyelesaian masalah ini agar pemerintah saat ini dapat fokus menjalankan program-program yang sudah dicanangkan.
“Kalau kita tidak percepatan maka kejadian 5 tahun yang lalu ya tidak akan bisa diselesaikan dalam 5 tahun yang akan datang,” tegasnya.
Ayub juga menyoroti pentingnya pemanfaatan sektor lain ditengah efisiensi anggaran untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan.
“Padahal kan dengan efisiensi yang begitu besar kemudian dengan program gratispol Pak Gubernur memangkas begitu banyak dana sehingga kalau kemudian tidak diintensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah kita melalui zona-zona pertanian, perkebunan, perikanan akan sulit,” jelasnya. (Adv)
