banner Iklan

Menghadapi Tantangan di Kampus: Kesiapsiagaan Bela Negara bagi Gen Z

Ilustrasi Gen-Z dan Media Sosial ( Sumber : valgrubbandassociates.com )

Oleh : Melviana Firsty, ST,. MT
(Dosen Politeknik Negeri Samarinda)

OPINI, Gayamnews.com – Gen Z yang dikenal sebagai generasi yang sedari kecil sudah terpapar teknologi dunia digital.Sehingga mereka sangat lekat dengan penggunaan teknologi dan memiliki karakter multitasking dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dikatakan multitasking karena mereka bisa melakukan berbagai macam hal dalam satu waktu seperti dapat makan sembari bermain game dan mengobrol dengan orang lain. Dalam berkomunikasi mereka tidak lagi menggunakan cara tradisional (berbicara langsung) melainkan mereka lebih menyukai gaya komunikasi secara digital, terbiasa bergaul
dengan orang lain melalui media sosial sehingga mereka tidak terlalu mahir bersosialisasi secara
langsung dengan orang lain.

Gen Z singkatan dari Generasi Zoomer adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012.
Sehingga pada tahun ini sebagian dari mereka saat ini sudah masuk dunia perkuliahan sebagai
mahasiswa di perguruan tinggi.

Meskipun dikenal sebagai generasi yang paham teknologi dan terhubung secara digital, mereka juga
menghadapi tantangan kesehatan mental yang signifikan. Dengan berbagai tantangan yang mereka
hadapi, mulai dari tekanan akademis hingga pengaruh media sosial, penting untuk memahami
bagaimana membangun kesehatan mental yang baik di kalangan mahasiswa Gen Z. Kesehatan
mental Gen Z merupakan modal kesiapsiagaan mental kemampuan awal bela negara generasi di
masa mendatang untuk negeri kita tercinta ini.

Kesiapsiagaan Mental

Kesiapsiagaan mental menurut materi pada LATSAR CPNS yang diselenggarakan oleh LAN-RI
merupakan kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan
proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntunan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa
(kedewasaan)nya, baik tuntunan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar. Anda dapat dikatakan
telah memiliki kesiapsiagaan mental, jika Anda mampu menerima dan berbagi rasa aman, kasih
sayang, kebahagiaan, dan rasa diterima oleh orang lain dalam melakukan berbagai aktivitas.
Sebaliknya Anda dapat dikatakan memiliki kesiapsiagaan mental yang rendah, jika Anda dalam
mengikuti atau melakukan suatu aktivitas merasakan cemas, sedih, marah, kesal, khawatir, rendah
diri, kurang percaya diri dan lain-lain.

Mahasiswa Gen Z yang memiliki kesiapan mental yang baik, lebih mampu beradaptasi dengan
lingkungan baru, mengatasi rintangan, dan menjaga kesehatan mental mereka. Kesiapan mental
juga berkontribusi pada pencapaian akademis yang lebih baik dan keterlibatan yang lebih tinggi
dalam kegiatan kampus.

Dengan mempersiapkan diri secara mental, mahasiswa Gen Z dapat lebih mudah mengelola tekanan
yang muncul selama perkuliahan. Ini bukan hanya tentang bertahan dari stres, tetapi juga tentang
belajar bagaimana berfungsi secara optimal dalam situasi sulit. Kesiapan mental yang baik dapat
meningkatkan daya tahan, memperkuat rasa percaya diri, dan mendorong mahasiswa untuk tetap
termotivasi.

Kesiapan Mental untuk Kesehatan Mental

Langkah pertama dalam membangun kesiapan mental adalah meningkatkan kesadaran diri. Melalui
refleksi diri dan jurnal, mahasiswa dapat mencatat pengalaman dan perasaan mereka, yang
membantu dalam mengenali pola dan memicu stres.

Langkah kedua yaitu mengembangkan strategi manajemen stres yang efektif adalah kunci dalam
kesiapan mental. Mahasiswa Gen Z perlu belajar untuk mengenali tanda-tanda stres dan kecemasan
dalam diri mereka. Ini termasuk memahami perasaan, emosi, dan reaksi tubuh terhadap tekanan.
Cara mengelola stress menurut materi pada LATSAR CPNS yang diselenggarakan oleh LAN-RI adalah
mengelola stress, mengubah cara berpikir dan cara merespon stress serta mengelola respon tubuh.
Aktivitas fisik juga sangat penting; berolahraga secara teratur dapat meningkatkan suasana hati dan
energi. Selain itu, mahasiswa harus belajar untuk mengatur waktu dengan baik dan membagi tugas
menjadi bagian yang lebih kecil, sehingga mengurangi beban menjelang tengat waktu pengumpulan
tugas dan masa studi.

Dan langkah ketiga yaitu dukungan sosial adalah komponen krusial dalam membangun kesiapan
mental. Generasi Z ini lebih terbuka dalam membicarakan isu kesehatan mental dibandingkan
generasi sebelumnya. Namun, stigma masih ada, dan banyak mahasiswa merasa enggan untuk
mencari bantuan karena takut dinilai. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental perlu
ditingkatkan, baik di kalangan mahasiswa maupun di lingkungan kampus. Mahasiswa harus merasa
nyaman untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, dan konselor di kampus. Keterhubungan
dengan orang lain dapat memberikan rasa aman dan pengertian yang sangat dibutuhkan saat
menghadapi tantangan. Bergabung dengan organisasi atau komunitas di kampus juga dapat
membantu mahasiswa menemukan teman baru dan membangun jaringan dukungan.

Dengan mempersiapkan diri secara mental, mahasiswa dapat lebih mudah mengelola tekanan yang
muncul selama perkuliahan. Ini bukan hanya tentang bertahan dari stres, tetapi juga tentang belajar
bagaimana berfungsi secara optimal dalam situasi sulit. Kesiapan mental yang baik dapat
meningkatkan daya tahan, memperkuat rasa percaya diri, dan mendorong mahasiswa untuk tetap
termotivasi.

Kegiatan sosial yang melibatkan mahasiswa dalam proyek-proyek pengabdian masyarakat juga dapat
memperkuat kesiapan mental. Terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu mahasiswa merasa
lebih terhubung dan memiliki tujuan, yang berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik.
Dengan semua tantangan yang dihadapi, kesiapan mental adalah alat yang sangat diperlukan untuk
membantu mahasiswa Gen Z mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan. Masyarakat
dan institusi pendidikan harus terus berkolaborasi untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa,
menciptakan lingkungan yang peduli dan inklusif, serta memastikan bahwa setiap individu dapat
berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Sehingga sikap bela negara di masa
depan negeri ini memiliki tekad, sikap dan perilaku serta tindakan warga negara yang baik dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dan negara sesuai dengan
undang-undang.

Editor : Redaksi

*Semua Artikel/opini yang diterbitkan gayamnews.com adalah tanggung jawab penulis

Mau berOPINI kirim tulisan gayam friend ke kontak di bawah ini :

Email : gayamnews@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *