Temukan 77 Titik Panas, BMKG Imbau Masyarakat Berau Waspada di Musim Kemarau
Berau,Gayamnews.com – Badan Meteorologi, Kilimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Berau telah merilis data terbaru tentang titik hotspot (titik panas) yang meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Hal ini berdasakan laporan BMKG sebelumnya yang mencatat, bahwa berau telah mencapai suhu panas hingga 36 drajad celcios pada bulan Juli 2025.
Berdasarkan data yang dipublis oleh BMKG berau, saat ini telah ada 77 hotspot yang tercatat masing-masing tersebar di beberapa wilayah Berau.
“Dari pemantauan kami, tercatat titik panas (hotspot) di wilayah Berau terus mengalami peningkatan. Dimana pada 29 Juli 2025, terdapat 77 Hotspot,”terang Kepala BMKG Berau Ade Haryadi, pada Rabu (30/07/2025).
Sementara itu, BMKG juga menulisakan predikis musim kemarau yang akan melanda di bebagai wilayah Bumi Batiwakkal antara lain
“Berau Tengah (sebagian Segah, sebagian Kelay, Teluk Bayur, Tj Redeb, Gunung Tabur, sebagian Sambaliung yang diprakirakan masuk musim kemarau Agustus dasarian I,” tulisnya., tulis Ade dalam keteranganya.
Ia juga memaparkan durasi waktu musim panas di berau yang disertai kamarau, akan berlansung hingga 3 sampai 4 bulan
“Awal musim kemarau bervariasi mulai Juni dasarian III hingga Agustus I. Panjang musim kemarau tahun ini antara 6-12 dasarian (3-4 bulan),” Jelas Ada Haryadi.
Kendati demikan, walaupun pihaknya merelease data terkait musim kemarau yang akan berlansung beberapa bulan, namun bukan berarti pada musim tersebut tidak terjadi hujan.
“Dari data yang kita miliki musim Kemarau di Berau tidak berarti tidak pernah turun hujan dalam periode panjang musim yang diprakirakan, tapi intensitasnya 150 milimeter dalam 1 bulan,” jelasnya.
Dari prediksi cuaca yang sudah dicatatan oleh BMKG tersebut, Ia bersama jajaranya pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu mengindahkan peringatan atau saran-saran yang diinformasikan.
“Bijak dalam penggunaan air tanah, Hindari pembakaran lahan untuk mencegah penjalaran api yg tidak terkendali. Hindari pembakaran sampah agar tidak meningkatkan kekaburan dan polusi udara, dan Menggunakan pelindung saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari untuk menghindari paparan langsung sinar matahari,” tutup Ade Haryadi. (*)
