Surat Keprihatinan, Karena Cahaya Kemajuan Semakin Buram
Oleh : Rein (Jurnalis Gayamnews)
Gayamnews.com – Dear Para Pemegang Kebijakan. Ku tulis surat ini menandakan begitu resah dan sedihnya diri ku melihat pristiwa beberapa hari di bulan Agustus 2025 ini. Sebab begitu buram masa depan negeri ini, kerana cahaya kemajuannya itu semakin sulit terlihat.
Tanah Air ini diperjuangkan begitu menguras tenaga, pikiran, menupahkan dara, dan bahkan merenggut nyawa para perjuang. Hingga akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini terbentuk melalui serangkaian proses yang panjang.
Saat ini kita sudah memasuki fase dimana kita harus berperan aktif dalam membangun NKRI yang lebih maju, demi memenuhi janji kepada para pahlawan yang sudah gugur dalam memperjuangkan merah putih berkibar di tanah ini.
Kita sudah sepatutnya benar-benar menjaga negara ini dan membuat garuda semakin terbang lebih tinggal, dengan karya dan inovasi.
Harapan-Harapan yang tinggi, tentunya menjadi hal yang kita dambakan bersama, sebagaimana tujuan sila kelima dari pancasila adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan sosial tentu akan terwujud ketika hikmah dan kebijaksanaan itu digunakan. Kata hikmah yang ku pahami adalah pengetahuan yang mendalam terkait kebanaran-kebenaran sesuatu.
Sementara kebijaksanaan berasal dari kata ‘bijak’ artinya keproporsionalan dalam menggunakan sesuatu, dalam hal ini menerapkan pengetahuan demi cita-cita keadilan sosial.
Cita-cita keadilan itu belum sepenuhnya lengkap, tanpa ada semangat persatuan seluruh manusia di negeri ini. Persatuan yang kita inginkan itu terwujud, ketika ada prinsip manusia yang beradab.
Adab harus menjadi pegangan, dalam setiap tindakan, ucapan, dan bahkan keputusan yang diambil oleh setiap manusia. Sebab salah satu hal yang membedakan kita dengan makhluk yang lain adalah memiliki adab selain rasionalitas.
Adap akan hadir ketika adanya prinsip ketuhanan. Menerapkan prinsip ketuhanan bukan berarti kita menjadi tuhan, sebab bagaimana mungkin kita menandingi pencipta alam semesta, yang notabenenya tidak terikat pada ruang dan waktu seperti makhluk.
Menerapkan prinsip ketuhanan berarti kita sadar, bahwa kita perlu petunjuk dalam hidup ini agar supaya tidak melanggar hukum-hukum universal yang ia sudah buat. Yang tidak membawa kehancuran, kesengsaraan, dan matinya nurani dalam kehidupan.


