banner Iklan
banner Iklan

Agusriansyah Ridwan Dorong Generasi Muda Kaltim Gali Keteladanan Pemuda Terdahulu untuk Bangun Peradaban

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim dari Fraksi PKS, Agusriansyah Ridwan.

Samarinda, Gayamnews.com – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Agusriansyah Ridwan, menyoroti pentingnya generasi muda menjadikan keteladanan pemuda-pemuda terdahulu sebagai dasar dalam membangun peradaban masa kini.

Ia menilai bahwa warisan nilai dan pemikiran masa lalu masih sangat relevan dalam menjawab tantangan zaman modern.

Menurutnya, pembangunan peradaban sejati hanya dapat tercapai bila generasi muda memahami dan menyambungkan pemikiran masa lalu dengan kondisi saat ini. Ia menekankan pentingnya kesinambungan sejarah pemikiran sebagai pondasi pembangunan yang utuh.

“Kalau kita melupakan pemuda-pemuda terdahulu, baik dalam perspektif keteladanan agama, kebangsaan, filsafat, atau dalam bidang apa pun, maka itu tidak akan menjadi landasan yang kuat,” ungkapnya, Kamis (10/7/2025).

Agusriansyah menilai bahwa optimalisasi pembangunan, khususnya dalam konteks peran generasi muda, sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam menyerap nilai-nilai luhur dari generasi sebelumnya.

Ia juga mengingatkan bahwa tidak semua gagasan masa lalu telah usang. Banyak di antaranya, menurutnya, masih bisa dijadikan inspirasi jika disesuaikan dengan kebutuhan masa kini.

“Tidak semua yang dilakukan pemuda-pemuda terdahulu tidak cocok dengan sekarang. Banyak yang masih relevan, hanya perlu disesuaikan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti perubahan orientasi generasi muda saat ini yang dinilai terlalu berfokus pada pencapaian materi dan kemewahan.

Baginya, hal itu dapat menjauhkan pemuda dari aspek penting lain seperti akhlak, etika, spiritualitas, dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Kalau kita bergeser orientasinya hanya soal kemewahan, maka bisa jadi kita melupakan peradaban, lingkungan hidup, akhlak, etika, dan nilai-nilai lainnya,” katanya.

Dalam penutupnya, Agusriansyah mengingatkan bahwa produktivitas dan akhlak adalah dua hal yang harus berjalan seiring.

Ia menyampaikan keprihatinannya apabila pembangunan hanya mengedepankan aspek ekonomi dan kerja keras tanpa dibarengi moralitas dan kesadaran sosial.

“Kita butuh produktivitas, tapi juga butuh akhlak. Jangan sampai yang satu berkembang, yang lain ditinggalkan,” tutupnya. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *