KPA Hijau Nilai Banjir di Berau Akibat Eksploitasi Alam Yang Brutal
Berau, Gayamnews.com – Mantan Ketua Komunitas Pencinta Alam (KPA) Hijau Kalimantan Timur, Gusti Prayogo Pangestu, mengatakan, banjir yang melanda kabupaten Berau akhir-akhir ini, merupakan konsekuensi kerusakan lingkungan yang terus dibiarkan berlaurt-larut.
“Hutan-hutan yang dulu menjadi penyangga air kini telah gundul, ditebang habis demi kepentingan ekonomi jangka pendek,” tuturnya.
Menuruntnya hutan-hutan yang selama ini menjadi penyangga resapan air ketika hujan deras, tak lagi berfungsi, sebab hal tersebut merupakan dampak kebrutalan exploitasi alam yang semakin hari makin tidak terkontrol dengan baik.
“Ekspansi pertambangan batubara yang tidak terkendali sering kali tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan semakin memperparah kerusakan ini,” ungkapnya, pada Kamis, (29/05/2025).
Terlebih lagi, Gusti juga menyayangkan, lemahnya pengawasan pihak terkait dalam membuat dan menjalankan regulasi untuk memperhatikan keadaan lingkungan.
“Lantas siapa yang bertanggung jawab? Bukan hanya perusahaan-perusahaan tambang yang rakus, tapi juga pemerintah daerah dan pusat yang lalai dalam menegakkan regulasi,”kata Gusti.
Gusti pun mengatakan ia secara pribadi resah dengan kedaan Kabupaten Berau saat ini, sebab menurutnya bencana banjir ini bukanlah akhir dari rangkaian ketidakstabilan alam yang semakin hari semakin tidak bersahabat, tetapi ada hal yang lebih besar akan menimpa berau jika keadaan seperti ini dibiarkan.
“Saatnya kita tidak lagi menyebut ini sekadar bencana alam. Ini adalah bencana kebijakan, bencana keserakahan, dan bencana kelalaian. Jika tidak ada perubahan nyata, banjir bukanlah akhir melainkan awal dari keruntuhan ekologis yang lebih besar,”tutupnya.(*)

