banner Iklan

Mahasiswa STIPER Berau Lakukan Demonstrasi Tolak Bergabung Dengan UMB

Mahasiswa STIPER Berau melaksanakan demonstrasi didepan kantor DPRD Berau (dok.rin/gayamnews)

Berau, Gayamnews.com – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kabupaten Berau, menggelar demonstrasi di depan pitu gerbang kantor DPRD, Senin (19/5/2025).

Aksi tersebut berujung ricuh dikarenakan mahasiswa terlibat adu mulut dengan Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto hingga saling gesek dengan aparat kepolisian Polres Berau.

Pantauan gayamnews aksi itu sebenarnya mulai memanas ketika para mahasiswa tidak dibiarkan masuk ke dalam gedung DPRD oleh aparat kepolisian saat berunjuk rasa di depan gerbang masuk Kantor DPRD Berau.

Kabarnya anggota DPRD Berau sedang melakukan pertemuan dengan Kejaksaan Negeri Berau pada waktu bersamaan, namun mahasiswa ngotot untuk masuk ke dalam gedung DPRD lantaran hendak menyampaikan poin-poin tuntutannya.

Terhadap sikap aparat yang tidak membiarkan mahasiswa masuk, beberapa mahasiswa terlihat mengamuk, menendang gerbang hingga menyerobot masuk halaman DPRD dengan melompat pagar. Selang beberapa saat ketika pintu gerbang keluar Gedung DPRD terlihat terbuka, puluhan mahasiswa lalu berhasil masuk dan menyampaikan poin-poin tuntutannya tepat di depan tangga masuk Kantor DPRD.

.Koordinator Aksi STIPER Berau, Yosua menjelaskan beberapa poin tuntutan yang hendak disampaikan kepada DPRD yakni terkait penolakan gabungnya STIPER dengan Universitas Muhamadiyah Berau (UMB), persoalan tambang di lahan STIPER hingga tuntutan pencopotan Ketua STIPER dari jabatannya.

Menurutnya, beberapa persoalan itu sudah disampaikan sebelumnya tetapi belum ada penanganan yang jelas. Karena itu, para mahasiswa kembali lagi mendatangi DPRD untuk menyampaikan tuntutan-tuntutan itu. Alih-alih, menurutnya, harus disambut dengan baik, pihaknya merasa kecewa karena ditolak bahkan oleh Ketua DPRD Berau.

“Kita sudah bersurat ke bupati. Ke DPR juga. Tapi yang dipertontonkan kepada kami hal-hal seperti ini. Sangat arogan sekali menurut saya,” ungkapnya.

Disampaikannya, selama tuntutan mereka itu tidak direspons dengan penanganan yang jelas, para mahasiswa akan tetap melakukan aksi. Pasalnya, salah satu hal yang muncul dari wacana gabungnya STIPER dengan UMB yakni dugaan komersialisasi pendidikan.

“Kami akan turun dan tetap perjuangkan kampus kami. Kami tetap perjuangkan agar tidak dimerger (digabung) dengan UMB. Kami tidak mau kampus kami diusik. Maka kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan,” ucapnya.

Di lain sisi, Ketua DPRD Berau Dedy Okto Nooryanto menyampaikan tuntutan para mahasiswa akan dijadwalkan dalam Banmus agar segera dilakukan Rapat Dengar Pendapat (DPRD).

“Para mahasiswa akan diundang. Kita akan undang STIPER sama UMB. Kita akan perjelas dirapat RDP itu nanti,” ujarnya.

Menurutnya, pada hari yang sama pihaknya belum dapat mengadakan RDP dengan mahasiswa karena DPRD juga sudah memiliki rapat lain yang sudah terjadwal atau diagendakan.

“Jadi, kita minta dulu perwakilannya. Kita pengen tahu apa permasalahannya. Jadi pada waktu RDP nanti kita bisa bahas sama-sama karena ruangan saat ini sudah dipakai,” bebernya.

Akibat tak menerima alasan Ketua DPRD itu, adu mulut pun terjadi. Selepas itu Ketua DPRD meninggalkan para mahasiswa karena alasan yang disampaikan tidak ingin diikuti lantaran mahasiswa memiliki alasan tersendiri.

Selang beberapa saat setelah Ketua DPRD Berau meninggalkan mahasiswa, aksi bakar ban pun terjadi sebagai bentuk perlawanan. Aparat keamanan yang mencoba memadamkan api lalu terlihat saling gesek dengan para mahasiswa. (*)

Redaksi
Redaksi
Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *