banner Iklan

Manguati Banua, Bupati Berau Sebut Wujud Kecintaan Terhadap Adat dan Budaya

Bupati Berau, Sri Juniarsih Saat Memberikan Sambutan pada kegiatan Manguati Banua didampingi Wakil Bupati Berau, Gamalis (dok.mit/gayamnews)

Berau, Gayamnews.com — Manguati Banua atay yang biasa disebut mengobati kampung merupakan agenda yang dilaksanakan Kesultanan Sambaliung. Sebagai rangkaian Hari Ulang Tahun Kabupaten Berau yang ke 71. Bertempat di Keraton Sambaliung, pada (14/9/2024).

Turut hadir dalam Manguati Banua ini Bupati Berau, Sri Juniarsih, Wakil Bupati Berau, Gamalis, Sultan Sambaliung dan Pemangku adat Gunung Tabur, Anggota DPRD Provinsi, Makmur. Serta Forkopimda se Kabupaten Berau. Bupati Berau, Sri Juniarsih menyebutkan dalam pidatonya, bahwa Manguati Banua adalah wujud kecintaan. Terhadap adat dan budaya yang ada di Kabupaten Berau.

“Manguati Banua ini juga merupakan wujud kecintaan kita kepada adat dan budaya suku banua. Sebagai salah satu suku asli Kabupaten Berau. Sehingga, kegiatan kebudayaan seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan semangat kita dalam melestarikan adat budaya,” ucapnya.

Kecamatan Sambaliung sebagai salah satu kecamatan yang memiliki potensi wisata. Sehingga perku dirawat agar dapat selalu berkelanjutan. Perlu pula dukungan dari berbagai pihak.

“Melihat potensi Sambaliung sebagai salah satu ikon wisata sejarah Kabupaten Berau sangat luar biasa.Sudah semestinya potensi ini kita rawat, agar jangan sampai punah ditelan usia,” ungkap Sri Juniarsih.

“Dengan demikian, kami pun sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pihak, khususnya Sultan Sambaliung serta seluruh perangkat terkait,” lanjutnya.

Pemerintah Kabupaten Berau dalam hal ini juga memberikan perhatian besar bagi kekayaan budaya Bumi Batiwakkal. Dengan melaksanakan program unggulan, yaitu program pembangunan kawasan terpadu, pusat seni, budaya dan pembangunan balai adat, serta program revitalisasi bangunan bersejarah.

“Secara khusus di Sambaliung, kami melaksanakan revitalisasi Cagar Budaya Keraton Sambaliung. Kami harapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung dan merawat bangunan yang diisi oleh benda-benda bersejarah Kabupaten Berau,” jelasnya.

Sri Juniarsih juga menyampaikan, bahwa dengan menjaga kelestarian budaya maka uni akan menjadi pondasi pembangunan daerah. Selanjutnya, generasi yang akan datang pun dapat menikmati hasil aset budaya dengan baik.

“Kami meyakini, budaya adalah aset yang harus dijaga dan terus dipelihara sebagai kekuatan fondasi bagi kemajuan daerah. Kita tidak dapat meninggalkan tradisi, melainkan harus melestarikannya hingga ke generasi-generasi yang akan datang,” tutupnya. (mit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *