banner Iklan

Target Rehabilitasi Mangrove Di Kaltim Hingga Tahun 2027 Sebesar 30,045 Hektar

Kadeputi BRGMRI Bidang Edukasi dan sosialisasi (Aset:gayamnews)

Berau, gayamnews.com – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Republik Indonesia (BRGMRI) mengelar sosialisasi percepatan rehabilitasi mangrove dan perencanaan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di tingkat Kabupaten Berau.

Acara tersebut dilaksanakan pada hari selasa, (12/11/2024) di ruangan ballroom Hotel Bumi Segah.

Kadeputain Bidang Edukasi dan Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan BRGM RI, Suwignya Utama, menjelaskan tujuan program sosialisasi rehabilitasi mangrove, merupakan salah satu program Nasional yaitu “Membangun Lingkungan Hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim”.

Dirinya juga menjelaskan dalam percepatan rehabilitasi mangrove, BRGM memakai pendekatan padat karya, berbasiskan kelompok masyarakat, dimana masyarakat itu sendiri yang menjadi kreator utama pelaksanaan rehabilitasi mangrove.

“Dalam percepatan rehabilitasi mangrove ini, kita lakukan melalui pendekatan padat karya, bebasis pada kelompok-kelompok masyarakat, dimana nanti kelompok masyarakat yang menjadi pelaku utama kegiatan rehabilitasi mangrove,”tuturnya.

Adapun berdasarkan data Nasional (KLHK, 2023), luas mangrove di provinsi kalimantan Timur adalah 352,978 Hektar, (240, 005 Hektar mangrove exiting,dan 112,972 Hektar mangrove potensial).

Kondisi mangrove di Kalimantan Timur: tutupan lahan jarang 10,080 Hektar, sedang 31,406 Hektar. Potensi lahan mangrove kebanyakan lahan terbuka dengan luas 15,532 Ha.

Suwignya juga, menjelaskan Kalimantan Timur memiliki target rehabilitasi mangrove BRGM hingga tahun 2027 sebesar 30,045 hektar di Kabupaten dan Desa indikatif.

“Target rehabilitasi mangrove BRGM untuk provinsi Kalimantan Timur sampai dengan 2027 yaitu, 30,045 ha, di 6 kabupaten dan 107 desa indikatif,”ungkapnya.(rin)

Kegiatan tersebut akan diselenggarakan dua hari, terhitung dari tanggal 12 hingga 13 November 2024. Target yang akan dicapai dari sosialisasi tersebut adalah penentuan tempat rehabilitasi, sehingga pada saat tim BRGM turun ke lapangan, sudah mengetahui titik mana saja yang perlu ditanggulangi.(rin)

Redaksi
Redaksi
Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *