Tepian Kolektif Gerilya Budaya, Wariskan Tari Jappin Sidayang ke Siswa-Siswi Sekolah di Berau
Berau, Gayamnews.com – Semangat untuk mewariskan budaya yang nyaris hilang ditelan oleh zaman, tak henti dilakukan oleh sekelompok pemuda yang mengatasnamakan Tepian Kolektif. Sebuah komunitas seni yang memfokuskan untuk mengarsipkan dan mentransmisikan budaya bahari di Kabupaten Berau, agar tetap menjadi pengetahuan bagi generasi masa depan.
Usai melakukan lokakarya bersama sang pencipta tari Japin Si Dayang beberapa bulan yang lalu yakni Adji Rasman. Kini mereka tengah berupaya menyebarluaskan warisan budaya yang kaya akan, nilai tradisi, spiritualitas serta pengalaman gerak yang terhubung dengan tempat dan budaya suku Benua tersebut.
Program yang sudah berjalan selama empat tahun terakhir, mulai dari riset, memproduksi tarian, musik, hingga April 2025. Kini menghasilkan sebuah dokumentasi dalam bentuk zine berjudul Jappin Sidayang: Tubuh, Waktu, Warisan, yang memuat perjalanan hidup Adji Rasman serta tutorial gerakan Jappin Sidayang.

“Kami telah mengadakan lokakarya bersama maestro Adji Rasman dalam rangkaian acara Malam Sidik Sidayang pada 29 April 2025,” tulis keterangan dari siaran pers Tepian kolektif yang diperoleh gayamnews, pada Minggu (12/10/2025)
Dengan rampungnya modul yang telah mereka buat. Dalam Lokakarya tersebut, Tepian Kolektif mengunjungi empat sekolah untuk membawa langsung praktik Jappin Sidayang ke ruang kelas. Lokakarya ini diikuti oleh 80 peserta yang terdiri dari siswa-siswi SMPN 6 Tanjung Redeb, SMAN 7 Berau, SMPN 1 Sambaliung, dan SMAN 4 Berau. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Oktober 2025.
Pada pelaksanaan lokakarya hari pertama, pihaknya memilih SMPN 6 Tanjung Redeb sebagai tempat kegiatan dengan mengundang masing-masing 20 peserta dari siswa (i) SMPN 6 Tanjung Redeb dan SMAN 7 Berau. Kemudian di hari kedua, kegiatan berlangsung di SMPN 1 Sambaliung, mengundang total 40 siswa (i) dari SMPN 1 Sambaliung dan SMAN 4 Berau.
“Empat sekolah ini kami pilih bukan tanpa alasan. Untuk lokakarya perdana ini, Tepian Kolektif ingin melangkah sedikit keluar dari pusat kota, menuju sekolah-sekolah di pinggiran Tanjung Redeb, tempat di mana semangat seni tetap hidup meski jarang tersentuh pelatihan seperti ini,” terang Melynda salah satu inisiator kegiatan dan penulis zine Jappin Si Dayang.
Dia mengungkapkan respon positif siswa-siswi yang mengikuti program tersebut cukup baik. Sejumlah siswa sekolah yang mereka datangi begitu antusias mengikuti lokakarya Tari Jappin Sidayang tersebut. Hal ini ditandai dengan berpartisipasinya murid dari wilayah yang berbeda-beda di Berau.
Menurutnya potensi ini menjadi alasan kuat bagi Tepian Koletif untuk hadir, bukan hanya untuk mengasah teknik gerak, tetapi juga untuk menumbuhkan pemahaman tentang apa yang menggerakkan mereka dalam menari: tentang sejarah, budaya, dan para tokoh yang menjaga nyala tradisi Jappin Sidayang hingga hari ini.
“Sebagian besar siswa di sekolah tersebut berasal dari Rantau Panjang, Labanan, Sambaliung, hingga Gunung Tabur, wilayah dengan akses terbatas terhadap kegiatan seni dan budaya,”tuturnya.
Dia pun menambahkan, lokakarya yang mereka lakukan diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi siswa-siswi yang mengikuti, sebagai langkah untuk memberikan pemahaman bawah Berau memiliki kekayaan tradisi yang tak kalah dengan daerah lain.
Melinda juga meyakini Lokakarya ini juga menjadi awal dari program jangka panjang Tepian Kolektif, yang akan terus berkembang dan menjangkau lebih banyak sekolah di wilayah Tanjung Redeb dan sekitarnya.
“Kami percaya, setiap anak di Berau berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenal dan mencintai budayanya sendiri,”pungkasnya.(*)

