Luka Batin Korban Kebakaran Usai Tragedi Subuh Jalan Milono
Berau, Gayamnews.com – Musibah kebakaran di Jalan Milono,Kota Tanjung Redeb, menyebabkan kerugian ratusan juta rupiah dan hilangnya harta benda dilalap si jago merah, menyisakan luka mendalam bagi para korban.
Selain kejadian yang membuat efek trauma bagi para korban, peristiwa tersebut juga telah melumpuhkan mata pencaharian warga setempat, yang mayoritas berbadagang.
Hal itu pun, juga dirasakan salah satunya korban yang bernama Munay, seorang pengusaha toko sembako yang kesehariannya berdagang demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Munay kini harus menerima pil pahit lantaran semua aset berharga dan barang dagangannya hangus terbakar saat tragedi api subuh yang memilukan.
Rutinitas ekonomi Munay yang berjualan sembako, kini tidak dapat dilakukannya lagi, karena ratusan barang dagangan telah menjadi abu hitam yang berserakan bersama bangunan toko dan rumahnya usai kebakaran.
“Saya dan suami serta anak-anak saya pas kejadian hanya tersisa baju dibadan, harta benda saya tidak sempat diselamatkan karena api sudah keburu besar, masalahnya pas subuh situasi kami masih tidur pada jam 4,” ungkapnya kepada gayamnews, pada Jumat (31/01/2025).
Munay sempat tidak percaya akan kejadian tersebut menimpa keluarga kecilnya, kebakaran hebat beberapa hari yang lalu, membuatnya syok berat. Pasalnya toko tempat ia berjualan memiliki sejarah penting bagi perjalanan hidupnya bersama sang suami.
“Kerugian kami hampir 600 juta mas, bayangkan toko itu dipenuhi dengan barang, belum lagi rumah kami, kalau sama rumah yang pasti mencapai 900 jutaan,” tuturnya.
Toko yang memberikannya sumber penghidupan kepadanya bertahun-tahun, kini hanya tinggal kenangan bersama luka yang mendalam, usai kejadian kebakaran.
Peralatan Sekolah Sirna
Para anak-anak korban bencana kebarakan jalan,milono, juga masih dilanda rasa sedih. Sebab barang-barang sekolah mereka tak banyak yang bisa diselamatkan.
Hingga akhirnya mereka pun harus menunggu kemurahan hati bagi para pemberi, untuk bisa membantu, agar mereka bisa kembali belajar.
Senanda dengan itu, Munay pun memiliki dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, pasca kejadian tersebut ia bersama suaminya masih kebingungan untuk mengganti peralatan sekolah anaknya yang hangus terbakar.
“Anak saya dua masih SD, pakaian dan buku-buku sekolah mereka juga ludes tidak tersisa” ungkapnya
Ia pun berharap pemerintah, dapat segera memberikan bantuan yang mereka butuhkan bagi anak-anak mereka, agar bisa segera melanjutkan sekolahnya.
Kasus Kebakaran Meningkat
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Berau, dalam 3 tahun terakhir, bencana kebakaran tertinggi terjadi pada tahun 2024 yakni, 44 kasus, korban jiwa berjumalah 1, dari peristiwa tersebut ada 265 kk, serta 589 jiwa yang terdampak.
Pada tahun 2023 jumlah kebakaran pemukiman lebih sedikit hanya terjadi 37 kali, korban jiwa 1, ada 89 kk dan 235 jiwa yang terdampak. Sedangkan ditahun 2022 ada 33 kali kejadian, 39 dan 179 jiwa yang terdampak.
Tahun 2020 dan 2021 masing-masing ada 40 dan 28 kejadian diseluruh kecamatan yang ada di berau. Jumlah kk yang terdampak 90 kk dan 300 jiwa untuk 2020, sedangkan 65 kk dan 120 jiwa yang terdampak untuk 2021.
Selain itu, Kapal BPBD Berau menjelaskan bahwa meningkanya kejadian kebakaran pada tahun 2024, dikarenakan personil yang kurang, sehingga dirinya mengakui penanggulangan kebakaran hingga januari 2025 belum maksimal.
“Kami sudah berupaya untuk meanggulangi kebakaran akhir-akhir ini, namun minimnya SDM membuat kami kualahan ketika memadamkan Api yang cukup besar,” tutupnya. (*)

