banner Iklan

Muhammad Husni Fahruddin, Aktivis dan Politisi yang Gemar Menulis

Muhammad Husni Fahruddin (dok.mhf)

Kukar — Tanah Kutai Kartanegara (Kukar) selalu melahirkan generasi penerusnya yang memiliki kemampuan leadership yang mapan. Sehingga banyak tokoh berdarah Kukar, mendapatkan panggung di berbagai bidang baik sebagai seorang profesional dan politisi.

Muhammad Husni Fahruddin

Masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya masyarakat Kukar sangat familiar dengan salah satu putra daerah terbaiknya yang tidak diragukan lagi kapasitasnya sebagai seorang seniman politik dalam kancah perpolitikan di daerah dan skala nasional.

Sosok Muhammad Husni Fahruddin (MHF) atau yang akrab disapa Ayub, memiliki rekam jejak sebagai aktivis dan politisi. Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Partai Golongan Karya (Golkar) Kaltim, MFH lebih dulu aktif sebagai kader aktivis mahasiswa.

Selain pernah aktif sebagai aktivis mahasiswa, MHF juga terpilih sebagai Ketua Kosgoro, pada Musda Daerah Pimpinan (DPK) Kaltim ke V. Ayub, diamanahkan untuk memenangkan Golkar di Kaltim dengan fokus turun ke masyarakat, konsolidasi dengan pengurus Golkar kabupaten/kota di Kaltim, organisasi sayap partai, serta membentuk komisariat HIMA Kosgoro di kampus.

Debutnya sebagai ketua Laskar Kebangkitan Kutai (LKK), lembaga sosial yang banyak bersentuhan langsung dengan ‘grass root’ membuat MHF dikenal secara masif oleh khalayak publik Kalimantan Timur.

Modal Sosial yang dimiliki MHF, membuat dirinya terpilih sebagai legislator DPRD Provinsi Dapil IV Masa Bakti 2024-2029 dengan perolehan 14.385 suara berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kaltim.

Gemar Menulis

Selain debutnya sebagai aktivis dan politisi, MHF juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan budaya literasi, membaca dan menulis menjadi kegemaran disela aktivitas politiknya. Kita bisa mellihat karya tulisnya di berbagai platform baik dari somsed dengan sering memposting catatan kecil, menulis opini di media cetak dan online, serta memiliki akun di kompasiana.

Mempin organisasi dan aktifitas politiknya yang mobile ternyata tidak memudarkan kegemarannya dalam menulis. Baru-baru ini MHF merilis buku yang berjudul ‘Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan’. Buku ini merupakan salah satu isu hak asasi manusia yang paling problematik di Indonesia belakangan ini adalah soal hak dalam berkeyakinan, beragama, dan beribadah.

“Diharapkan hadirnya buku ini bisa memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya mengenai regulasi kebebasan beragama dan berkeyakinan dalam menjamin perlakuan hukum berkeadilan, serta bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu hukum,” uangkpanya, Sabtu (24/3).

Admin
Admin
Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

Sudah ditampilkan semua